Surge menargetkan jaringan fiber optic sepanjang 2.800 km selesai pada Desember 2021
Perusahaan konektivitas infrastruktur digital PT Solusi Sinergi Digital Tbk. atau Surge, melalui anak perusahaannya PT Integrasi Network Ecosystem (IJE) atau Weave, mengadakan kerja sama resmi dengan perusahaan infrastruktur telekomunikasi PT Prasetia Dwidharma dan perusahaan infrastruktur kereta api PT Sarida Utama untuk menyelesaikan proyek infrastruktur jaringan fiber berkapasitas besar di sepanjang Speeding dari rel kereta api di pulau Jawa.
Surge menargetkan jaringan fiber optic sepanjang 2.800 km selesai pada Desember 2021
Kedua perusahaan yang tergabung dalam konsorsium Prasetia dan Saridah ini hadir sebagai mitra proyek dalam tahap pembangunan jaringan serat optik Weave yang akan segera memasuki tahap selanjutnya, di luar ruas Jakarta – Cikarang – Bandung dan Jakarta – Bogor. yang hampir rampung yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Dengan pengalaman dan kapasitas konsorsium Prasetia dan Sarida, Surge optimistis rencana penyelesaian seluruh jaringan fiber sepanjang 2.800 km dapat dipercepat sebelum akhir 2021.
Baca juga:
– Perluas jaringan Starlink, SpaceX mengakuisisi startup satelit
– 3 Fitur Unggulan Oppo A74 5G, Rp. 3 juta HP dengan jaringan 5G saat ini
– Cara melihat riwayat WiFi dan mencari tahu siapa yang suka menjelajahi jaringan
– Mendukung pemerataan ekonomi digital, Surge membangun edge data center
Hermansjah Haryono, CEO Surge, mengungkapkan optimismenya
terkait kerja sama ini: “Sejak Surge membuat proyek infrastruktur fiber atas Weave ini sejak awal, kami telah memposisikan Weave sebagai penyedia operator dan mitra kerja sama yang netral. Prinsip gotong royong akan selalu menghimbau kami datang pertama, yang tercermin dalam kerjasama kami dengan orang Indonesia lainnya, yaitu Konsorsium Prasetia Dwidharma – Sarida Utama, setelah menyelesaikan ruas Jakarta – Cikarang – Bandung dan Jakarta – Bogor dengan total 180 km, di bulan September 2021 kita fokus fokus penyelesaian ruas lainnya, mulai dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta hingga Jawa Timur. Pembangunan ruas-ruas tersebut akan dilakukan bersamaan dengan penambahan tahapan proyek dan alokasi sumber daya manusia yang sangat efektif. Kami optimis jaringan fiber optic ini tahun ini sesuai rencana dapat diselesaikan, yang secara paralel akan mempercepat transformasi digital UMKM dan startup serta pemerataan ekonomi digital di Indonesia.”
Didirikan pada tahun 2008, PT Prasetia Dwidharma memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam proyek infrastruktur mulai dari konstruksi hingga pemeliharaan dan perbaikan menara BTS dan PLN, penggelaran serat optik hingga solusi smart city.
Di satu sisi, PT Sarida Utama yang membangun infrastruktur nasional sejak tahun 1976
memiliki pengalaman di bidang infrastruktur perkeretaapian, telekomunikasi dan pembangunan gedung untuk berbagai proyek strategis seperti pembangunan dan pemeliharaan jaringan fiber optic untuk beberapa perusahaan telekomunikasi seperti Jaringan Trans Indonesia jaringan yang meliputi pulau Sumatera dan Jawa, mulai dari pembangunan jalur ganda Light Rapid Transit (LRT) di Jakarta hingga pembangunan dan pengoperasian jalur kereta api di Sulawesi Selatan.
“Pengalaman dan kapasitas kedua anggota konsorsium baik di bidang infrastruktur telekomunikasi maupun perkeretaapian menjadi pertimbangan penting mengingat jaringan serat optik Weave dibangun di sepanjang perkeretaapian Pulau Jawa. Penyebaran di sepanjang jalur kereta api PT KAI sangat didukung dari segi keselamatan dan gangguan minimal, sehingga menghasilkan koneksi jaringan yang andal, berkualitas tinggi, dan cepat bagi pengguna akhir di masa mendatang. yang membutuhkan konektivitas yang berkualitas, cepat, andal, dan dapat diandalkan, gangguan minimal.” tambah Hermansyah.
Sejak akhir tahun 2019, Surge through Weave telah memulai pembangunan 144 fiber optic core di sepanjang jalur kereta api PT Kereta Api Indonesia (Persero) sepanjang 2.800 km atau lebih dari 580 stasiun di 9 wilayah operasional PT KAI. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan jaringan infrastruktur data berkecepatan tinggi, stabil, dan latensi rendah di pulau Jawa yang dapat memfasilitasi koneksi internet dengan kapasitas bandwidth yang sangat besar.
Didukung oleh GliaStudio
Estimasi terbaru dari Bank Dunia1 menyebutkan estimasi total pelanggan fixed-line broadband di Indonesia sekitar 9,7 juta, yang merupakan 4 persen dari populasi atau 16 persen dari rumah tangga. Meskipun kinerja Indonesia relatif baik dibandingkan beberapa negara tetangga dalam hal penetrasi mobile broadband, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara tetangga dalam hal mobile broadband (4G/LTE) berkecepatan tinggi.
Baca Juga :
https://bursakamera.co.id
https://disparbudtanggamus.id
https://gadgetplus.id
https://eproposal.id
https://bprsmh-bandung.co.id
https://ligo.co.id
https://fraksipks-kabbogor.id