2017, jumlah serangan siber ke perusahaan meningkat
2017, jumlah serangan siber ke perusahaan meningkat
Matthias Yeo, kepala kantor teknologi Symantec untuk Asia, mengumumkan bahwa serangan dunia maya terhadap perusahaan telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, perusahaan menyumbang 42 persen dari total infeksi ransomware, meningkat 30 persen dibandingkan 2016 dan 29 persen pada 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh WannaCry dan Petya.
“Tahun lalu, persentase ransomware menyerang 70 persen konsumen dan 30 persen perusahaan. Tahun ini perusahaan telah meningkat. Ini karena konsumen belum memberikan keamanan. Sekarang perusahaan meningkat, yang berarti ransomware menjadi lebih canggih,” kata Yeo.
“Bisnis tidak hanya mengandalkan keamanan tradisional untuk memastikan malware
tidak terjadi karena sekarang dapat menyerang cloud, dan tren ransomware akan terus tumbuh,” lanjutnya.
Selain itu, Laporan Ancaman Keamanan Internet (ISTR) tahunan Symantec menunjukkan bahwa 1 dari 156 email dalam email I56 di Indonesia mengandung serangan malware.
Indonesia juga menempati peringkat ke-14 dalam infeksi ransomware dari mesin khusus dan ke-4 di Asia-Pasifik.
Namun, Yeo melihat bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia
, terutama yang besar, sangat siap untuk serangan cyber.
Yeo mengatakan potensi kerugian dari serangan dunia maya bisa jutaan bahkan miliaran dolar. Kerugian paling serius yang dapat diderita suatu perusahaan dari serangan siber bukan hanya secara material kehilangan kepercayaan pelanggan.
“Bayangkan jika Anda menggunakan aplikasi dan tahu bahwa aplikasi
memiliki kerentanan, Anda pasti tidak akan menggunakannya lagi. Ini adalah kerugian terbesar bagi perusahaan,” kata Yeo.
Laporan Symantec juga menyebutkan bahwa lebih dari 40.000 serangan ransomware terdeteksi setiap bulan.
Referensi :
